Wednesday, May 29, 2013

Cerpen Berteman

                                            Berteman,menyenangkan bukan?

Kriing.. Kriing.. Kriing, jam istirahat berbunyi, semua anak berhamburan keluar kelas. Sebagian menuju kantin, sebagian lagi bermain. Anita, Amira, dan Rara pergi menuju kantin yang berbeda. Setelah membeli jajan, mereka mencari tempat duduk yang nyaman.
“Hei!, ini tempat dudukku!” Kata Amira.
“Aku yang dapat tempat ini duluan!” Lawan Rara.
Anita bingung, ia tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menghentikan pertengkaran mereka. “Hei, hei, sudahlah. Malu kalau dilihat orang!” Kata Anita akhirnya. Tetapi, mereka tetap bertengkar. Mereka tak mau mengalah satu sama lain. Akibatnya, pertengkaran terus berlanjut.
“Sudahlah, menyerah saja!” Kata Rara tak mau mengalah.
“Tidak akan!, seharusnya, kau yang mengalah!” Balas Amira tak mau kalah.
Anita berpikir, “Yah, setidaknya biarkan saja sampai mereka kewalahan.” Pikirnya. Tapi, kemudian ia berubah pikiran. “Tunggu, bagaimana kalau sampai bel pulang berbunyi mereka masih marahan? Bisa-bisa, putus selamanya!” Pikirnya lagi.Anita sudah sangat bingung. Ia sudah kewalahan untuk berpikir. Akhirnya, bel masuk kelas berbunyi.
Mereka pun tak jadi makan. “Tuh kan, gara-gara kamu aku nggak jadi makan!” Ucap Rara.
“Enak saja!, itu tuh gara-gara kamu yang ngambil kursi-ku tanpa izin!” Ujar Amira marah.
“Ya kamu tuh enak saja!, ini tuh kursi-ku!” Tambah Rara tak mau kalah.
Sudah, sudah. Bel sudah berbunyi. Tanda kita harus masuk ke kelas.” Anita menengahi.
“Tuh kan!, coba kamu mau ngalah kaya’ Anita!” Rara menambahkan.
“Kamu tuh yang harusnya ngalah!” Kata Amira yang sudah sangat marah.Anita sudah masuk ke kelas. Ia melaporkan hal itu pada wali kelas mereka. “Pak, Amira dan Rara bertengkar! Sekarang mereka tak mau masuk kelas!” Lapor Anita.
“Oh ya?, dimana mereka sekarang? Akan kuhukum mereka!” Jawab Pak Guru.
“Di depan kantin, Pak!” Balas Anita.
Pak Guru segera berlari menghampiri Amira dan Rara. Ia memarahi mereka dan menghukumnya. “Apa-apaan kalian ini!. Sudah besar kok masih bertengkar!” Kata Pak Guru.
“Ini pak! Dia mengambil kursi saya!” Rara menjawab.
“Enak saja!, aku yang duluan mendudukinya!” Tambah Amira. Pertengkaran dimulai lagi.
Pak Guru mulai pusing. “Sudaah!!. Begini saja, kalian bapak hukum berdiri di sini sampai pulang!” Ucap Pak Guru. “Selama itu, kalian tidak boleh bertengkar!. Kalau kalian masih bertengkar, kalian harus memunguti sampah pada setiap kelas!” Tambah Pak Guru.
“Baik, Pak” Jawab Amira dan Rara.
Anita bergumam, “Apa mereka akan baik-baik saja, ya?” Gumam Anita.“Hei, Aku… Aku.. mau minta maaf atas kejadian tadi” Kata Rara.
“Aku juga minta maaf. Maaf atas kesalahanku. Kurasa itu memang kursi-mu” Ujar Amira.
“Tidaklah, itu adalah kursi-mu. Harusnya, aku mengalah” Tambah Rara.
“Aku memaafkanmu” Ucap mereka bersamaan.
“Maukah kau berteman denganku, lagi?” Tanya Rara.
“Tentu saja mau. Aku akan menjadi temanmu… selamanya” Jawab Amira..Pak Guru datang menghampiri, ia berkata, “Baiklah. Kalian boleh masuk. Bapak melihat kelakuan kalian selama berdiri disini tadi” Kata Pak Guru.
“Terima Kasih, Pak” Kata Amira dan Rara.
“Ya, sama-sama” Balas Pak Guru.
“Hei, ternyata berteman itu menyenangkan, ya” Ujar Amira.
“Iya. Dan kau adalah teman terbaikku” Ucap Rara. Mereka pun berpelukan.

No comments:

Post a Comment